Senin, 08 Agustus 2011

Desain Grafis

DESAIN GRAFIS sebagai salah satu cabang seri rupa yang   merupakan seni terapan (Applied Art) banyak memusatkan pada pemecahan masalah komunikasi visual melalui penciptaan symbol (lambang-lambang) visual yang komunikatif serta cara penyampaiannya. Disiplin desain grafis bersifat jamak (multi disiplin), walaupun pada umumnya ia berada di bawah atap seni rupa, tetapi dalam operasionalnya melibatkan ilmu-ilmu pendukung  seperti psikologi persepsi, ekonomi (marketing), dan  ilmu sosial lainnya yang relevan misalnya komunikasi masa. Hal ini menunjukkkan bahwa proses perancangan grafis bukan hanya mempermasalahkan bagaimana menghadirkan simbol-simbol komunikasi visual yang memikat akan tetapi yang lebih utama adalah melancarkan proses komunikasi untuk menimbulkan pengaruh tertentu kepada sasaran desain grafis tersebut. Dalam pekerjaan desain grafis sendiri seorang perancang grafis merupakan seorang seniman dan juga seorang ilmuwan. Artinya selain ditutut mempunyai sense of art yang tinggi juga harus dapat berpikir dan menguraikan permasalahan komunikasi yang akan disampaikan melalui sebuah rancangan grafis.


Permasalahan perancangan grafis menjadi rumit dan kompleks manakala ia didudukan sebagai ujung tombak komunikasi pemasaran misalnya. Atau pada kebutuhan lainnya desain grafis diarahkan untuk menggugah kesadaran masyarakat tertentu seperti pada kampanye sosial (iklan layanan masyarakat). Tampak jelas bahwa tanpa adanya penguasaan memahami konteks masalah menurut disiplin ilmu yang melingkupi wilayah persoalan yang dihadapi maka perancangan grafis tidak kuasa menemukan keputusan desain yang dapat menjawab permasalahan secara tepat, dapat dimengerti (diyakini) oleh sumbernya (pemberi tugas) sebagai desain yang layak mendapatkan konta prestasi yang memadai.


Merancang grafis bisa dianalogkan dengan mempersiapkan senjata untuk menebak sasaran. Setiap sasaran mempunyai karakteristik tersendiri yang menunjuk pada jenis senjata macap apa yang paling tepat untuk melumpuhkannya. Selain diperlukan kecermatan mengidentifikasi siapa sasarannya, si penembak juga dituntut ketrampilan tersendiri untuk menggunakan senjata itu secara optimal dan mengerti benar kapan dan dalam situasi yang bagaimana resiko untuk meleset ditekan sekecil mungkin. Jika penembak bukan hanya seorang diri maka setiap kegagalan dalam setiap menembak bukan saja merugikan diri sendiri akan tetapi bias menguntungkan penembak lainnya karena sasaran akan lari menuju titik tertentu yang justru dapat mempermudah penembak lainnya membindikan senjatanya. Ini sekedar contoh betapa komplek unsur-unsur yang perlu diperhitungkan dengan cermat agar rancangan grafis memnuhi tujuannya secara tepat.

salam
disampaikan pada Diklat Jurnalistik Dasar UKM Persma POROS UAD Yogyakarta tahun 2007, 2008, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar